Thursday, May 05, 2011

Penghargaan Kepada Nilai Besar

Saat santai berdua dengannya, tanpa menatap di sela riuh benak kami, polos kubertanya, "Dulu, koq ayah ingin aku menjadi Ballerina?" ....
"Dari segala faktor yang kamu punya -fisik, jiwa-kamu ini cantik loh, Nak!!" selorohnya. "Dan ayah yakin kamu pasti bisa sukses!" tambahnya pungkas.
Jujur, kalimat ayah membuatku tersenyum tanpa berkutik. Membuatku menggulirkan sejarah dalam benak, menemui gambaran masa-masa lalu; tari, lirik, kuas dan kanvas. Ah.. Ayah, hingga kecantikan itu pun kau begitu cermat..

Aku bukanlah seorang Ballerina, berpikir menjadinya pun tak pernah. Tubuhku memang pernah melompat-melangkah-berputar kecil bersama bayangan semu, tapi hanya itu dan hanya di saat itu tanpa benar-benar ingin. Dan nasib memang tak mengalir ke sana, pertanyaan "MENGAPA?" pun tak pernah menghardik benak. Perjalanan hidup membawaku menjadi seorang pengajar di sebuah Perguruan Tinggi Swasta yang sarat teori dan terapan bahari. Bukan Ballerina. Namun, bukanlah 'akhir indah' yang penting. Hal yang jauh lebih penting adalah ayah mengenali kami, percaya dan menerima tentang siapa diri kami. Aku yang dulu, kini tampak berbeda. Tapi ia tahu, jiwa kami tak pernah berubah... hingga ketika kami lelah lusuh, ia dapat melihat kemana jiwa kami kembali, dan mengerti. Dengannya keseimbangan hidup kami terasa sempurna. Tidakkah itu berkah yang indah? Tidakkah itu begitu berharga, bernilai? Dan kebanggaan darinya selalu menyisipkan makna berarti, menjadi energi yang tak lekang oleh waktu.