Saturday, August 11, 2007

KEMBALI.....


Aku pernah tersesat. Berada di seberang pendirianku. Tepatnya ada sebuah bangunan yang kubentuk sendiri dan itu memisahkan aku dengan pendirianku. Selama tersesat, aku tak melihat cahaya. Ada semacam cahaya namun hanya sesaat, hanya membawaku pada kesesatan yang lebih dalam saja. Aku tidak bisa lepas. Saat itu hanya satu jalan, tak ada cara dan persimpangan lain. Aku hanya bisa terus berjalan...terus ke dalamnya. Bahkan dengan cahaya semu itu yang entah dipancarkan oleh siapa...aku seakan-akan orang yang diberkahi. Dalam dunia semu, dunia kesesatan, aku senang dan duka cita. Mimpiku yang indah dan angan-anganku seakan telah berada di depan mata. Aku gembira... di dunia kesesatan.


Oh...tiba-tiba suatu pagi menghentakkan langkahku. Ada panggilan yang menggema dari kejauhan, suara panggilan yang mendebarkan hatiku. Aku mendapatkan ujian, begitu pikirku. Seketika dunia di hadapanku berubah sekejap mata. Tiba-tiba langit dan tanah yang kupijak berubah bentuk dan warna, udaranya tidak asing, hawanya hangat...serasa lama tak kunikmati lagi. Dunia apakah ini? Lambat laun, aku terbangun dari lupa tak permanen. Sahabat, sesepuh, jamuan, bahkan tantangannya menjadi sama sekali tak asing. Benar...mereka adalah karibku yang dulu, yang mengajarkan aku mendapatkan sebagian dari pendirianku. Mereka guru-guru berharga yang pernah kumiliki. Kemana sajakah mereka selama ini? Atau mereka memang tidak pernah pergi? Lalu mengapa aku seakan telah terpisah dari mereka? Ataukah aku yang selama ini telah pergi?


Ketika itu aku pernah kalut. Ya aku ingat. Kekalutan itu yang membuatku pergi untuk mencari pertolongan. Saat itu aku terhimpit masalah yang berat. Kupikir biarlah kuselesaikan sendiri. Ketika sampai pada suatu tempat, aku mengetuk sebuah pintu yang kukira bisa membantuku keluar dari masalah dan membawaku mewujudkan cita-cita dan angan. Pintu itu terbuka lebar, menjanjikan suatu jalan keluar, membisikkan cara-cara yang paling ampuh, dan menghiburku dengan ideologi baru. Jiwaku yang selalu panas bergejolak akhirnya terlibat dengan anggukan tak berdaya...menurut. Apakah aku begitu lemah saat itu? Ya..aku telah terlumpuhkan oleh ambisi sehingga loyalitas dan dedikasiku memuncak dilandasi salah kaprah. Begitulah akhirnya aku hanyut pada jalan sesat.


Kini aku menjadi orang yang sangat lega dan bersyukur, akhirnya kutemukan pendirianku kembali. Meskipun dalam keadaan sedikit terkoyak, aku masih diberikan kesempatan kedua oleh Yang Maha Perkasa kembali ke jalan yang benar. Semoga inilah cahaya yang sebenarnya. Ketika Allah SWT menghendaki tak ada seorang pun yang kuasa menolaknya. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Semoga hati tetap terjaga oleh-Nya, semoga amalan senantiasa diridloi-Nya. Amin tsumma amin.